ANTING ANTING (INDIAN ACALYPHA)
Acalypha indica L.
SINONIM:
Acalypha bailloniana Müll. Arg.
Acalypha chinensis Benth.
Acalypha cupamenii Dragend.
Acalypha decidua Forssk.
Acalypha fimbriata Baill.
Acalypha indica K. Schum. & Hollr.
Acalypha indica Vell.
Acalypha somalensis Pax
Acalypha somalium Müll. Arg.
Acalypha spicata Forssk.
Cupamenis indica (L.) Raf.
Ricinocarpus baillonianus (Müll. Arg.) Kuntze
Ricinocarpus deciduus (Forssk.) Kuntze
Ricinocarpus indicus (L.) Kuntze
NAMA DAERAH:
Cekamas (Melayu), Lelatang, Kucing-kucingan, Rumput bolong-bolong (Jawa), Rumput kokosongan (Sunda).
KLASIFIKASI:
Kerajaan
|
:
|
Plantae (Tumbuhan)
|
Sub Kerajaan
|
:
|
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi
|
:
|
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
|
Kelas
|
:
|
Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)
|
Sub Kelas
|
:
|
Rosidae
|
Ordo
|
:
|
Euphorbiales
|
Famili
|
:
|
Euphorbiaceae
|
Genus
|
:
|
Acalypha
|
Spesies
|
:
|
Acalypha indica L.
|
DESKRIPSI:
Tumbuhan berhabitus terna menahun dengan tinggi mencapai 80 cm, batang berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang tangkai daun 2 - 6 cm, bentuk daun bulat telur sampai belah ketupat, tepi bergerigi halus, permukaan atas tidak berambut atau jika berambut hanya terdapat pada ibu tulang daun, ukuran helaian daun 1 - 7 x 1 - 5 cm. Perbungaan berupa bunga majemuk bulir, ibu tangkai bunga tumbuh dari bagian ketiak daun, dalam satu ibu tangkai bunga terdapat 6 - 9 bulir bunga, 1 - 2 bunga jantan ada di bagian atas, 5 - 7 bunga betina berada di bagian bawahnya. Bunga jantan: tersusun dalam suatu bulir, perhiasan bunga kecil berwarna putih, daun pelindung hijau dengan tepi bergerigi halus. Bunga betina: tersusun dalam suatu bulir, daun pelindung berwarna hijau seperti mangkuk, tepi daun pelindung bergigi, tidak berambut atau jika berambut tersebar, lebar daun pelindung 3 - 4 mm, panjang 7 - 10 mm. Buah berbentuk kapsul kecil, terdiri atas 3 ruang ovarium, ukuran diameter buah 2 - 2,5 mm, setiap buah berisi 3 biji, ber-warna coklat keabu-abuan. Berbunga sepanjang tahun, banyak tumbuh di dataran rendah, tepi jalan atau sawah.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Seluruh tanaman, segar atau kering.
KONSTITUEN:
Daun: Asam-askorbat, kalsium, kalsium-oksalat, serat, HCN, zatbesi, fosforus. Tanaman: 2-Metilantrakuinon, akalifin, beta-sitosterol-beta-d-glukosida, kaempferol, tanin, tektokuinon.
INDIKASI:
Asma, Bakteria, Batuk, Belatung pada tubuh, Borok, Cacing gelang, Cacingan, Laringotrakeobronkiti, Dekubitis, Demam, Eksim, Escherichia, Gigitan hewan, Hemoptisis, Infeksi, Inflamasi, Jamur, Jerawat, Kanker, Kongesti, Konstipasi, Luka, Luka bakar, Mania, Nyeri telinga, Nyeri, Oftalmia, Parasit, Penyakit bronku paru, Penyakit kulit, Penyakit lambung, Penyakit paru, Penyakit sendi, Perdarahan, Penyusutan bola mata setelah cedera infeksi atau penyakit, Pneumonia, Rematik, Retensi cairan, Sakit gigi, Sakit kepala, Sendawa/ perut kembung, Sifilis, Skabies, Tuberkulosis, Tumor.
PENGGUNAAN TRADISIONAL:
Penggunaan sehari-hari daunnya dapat digunakan untuk pencahar dan obat sakit mata. Tanaman ini memiliki efek hemostiptis dan antibakteri (cyanogenic glucoside acalyphine). Secara invitro, bukti mempercepat pembekuan darah karena tingginya kadar garam kalsium. Getah daun memiliki efek emetik dan ekspektoran pada anak-anak. Bila diberikan sebagai supositoria untuk sembelit, segera dapat merelaksasi sfingter anus. Pengobatan India digunakan untuk bisul, perubahan pada kulit, bronkitis, konstipasi, laringotrakeobronkitis (Croup: peradangan pada laring dan trakea pada anak-anak, yang terkait dengan infeksi dan menyebabkan kesulitan bernapas) dan sakit telinga.
Di India, sebagai makanan disaat paceklik, daun dimakan sebagai sayuran.
Di Afrika Barat, daunnya dimasak dan dimakan sebagai sayuran.
Di Filipina, rebusan daun digunakan untuk disentri.
Jus akar dan daun diberikan kepada anak-anak sebagai ekspektoran dan emetik.
Daun, dalam bentuk rebusan atau serbuk, digunakan sebagai obat pencahar.
Daun yang ditumbuk dengan cara diberikan sebagai supositoria untuk sembelit, segera dapat merelaksasi sfingter anus.
Daun dicampur dengan bawang putih yang digunakan sebagai antelmintik.
Daun dicampur dengan garam biasa yang dioleskan pada kudis.
Daun dicampur dengan tumeric yang digunakan untuk jerawat.
Tapal daun yang dilembutkan digunakan borok pada sifilis, borok yang dimakan belatung dan sebagai emolien untuk gigitan ular.
Serbuk daun kering yang digunakan untuk mengobati luka tidur (luka dekubitus).
Daun digunakan untuk pengobatan insomnia.
Daun dioleskan pada pustula (lepuhan kecil atau jerawat yang bernanah) dan gigitan serangga.
Jus daun segar, dicampur dengan minyak atau kapur digunakan untuk keluhan rematik.
Rebusan daun yang digunakan sebagai obat untuk sakit telinga dan tapal atau kompres lubang kecil di dekat telinga (periauricular).
Akar ditumbuk dalam air, digunakan sebagai katarsis.
Pada farmakope India, digunakan sebagai ekspektoran, pencegahan dan pembalikan penyakit ateros klerotik, pneumonia, asma dan rematik.
Di Tamilnadu, India, suku Paliyar dari Shenbagathope menggunakan seluruh tanaman untuk bronkitis, rebusan herbal untuk gigi dan sakit telinga. Pasta daun yang dioleskan pada luka bakar.
Dermatitis, Eksim, bisul, luka berdarah, koreng. Herba segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci di tempat yang sakit.
Disentri amoeba, muntah darah, Buang air besar darah (melena). mimisan,30 - 60 g tumbuhan kering (seluruh batang) direbus, sehari dibagi 2x minum, selama 5 -10 hari.
Pencahar. Daun segar 10 g daun segar, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
Perdarahan, luka luar. Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan dan ditempel ke tempat yang sakit.
Daun dapat digunakan sebagai pewarna tekstil.
DOSIS HARIAN:
Dekokta : 100 g dalam 1 liter air, dosis tunggal harian 15 - 3 ml, ekstrak : 1.000 g dalam 1 liter etanol 90%, dosis tunggal harian 0,3 - 2 ml, infusa : 50 g dalam 1 liter air, dosis tunggal harian 15 - 30 ml, jus : 800 g dalam 800 ml air dan 200 ml etanol 90%, dosis tunggal 0,3 - 2 ml, tingtur : 125 g dalam 1 liter etanol 90%, dosis tunggal 2 - 4 ml.
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:
Belum diketahui. “Bahaya dan/ efek samping yang tidak diketahui untuk dosis terapi yang tepat”. Getah tanaman segar yang telah diamati setelah kontak kulit dapat menyebabkan dermatitis. Keracunan sianida dari obat tidak mungkin terjadi, karena kadar sianogenikglikosida yang relati frendah. Tanaman ini kurang diminati untuk dikonsumsi.
SUMBER INTERNET:
-
Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html
-
Herb-Drug Interactions. http://www.stuartxchange.com
-
Tanaman Obat Indonesia, http://iptek.net.idindpd_tanobat
-
The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org
TAUTAN GAMBAR:
-
Category: Köhler's Medizinal-Pflanzen. https://commons.wikimedia.org