Jam Operational: Senin - Jumat 08:00 - 17:00 WIB

Jam Operational: Senin - Jumat 08:00 - 17:00 WIB

BAYAM JEPANG (SPINACH)

Spinacia oleracea L.
<span><b>BAYAM-JEPANG-(SPINACH)</b></span>
SINONIM:

Spinaciainermis Moench
Spinacia oleracea var. Inermis (Moench) Peterm.,

Spinacia spinosa Moench

NAMA DAERAH:

-

KLASIFIKASI:

Kerajaan

:

Plantae (Tumbuhan)

Sub Kerajaan

:

Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

:

Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Divisi

:

Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

:

Magnoliopsida (Berkeping dua/ dikotil)

Sub Kelas

:

Hamamelidae

Ordo

:

Caryophyllales

Famili

:

Amaranthaceae

Genus

:

Spinacia

Spesies

:

Spinacia oleracea L.

DESKRIPSI:

Bayam jepang (Spinacia Oleracea L.) adalah tanaman tahunan yang ditanamn diwilayah beriklim sedang, khusus untuk diambil daunnya. Sistem perakaran spinasi terdiri atas banyak akar serabut lateral dangkal, berkembang dari akar tunggang gemuk yang memiliki beberapa akar lateral besar. Segera setelah fase kecambah, tanaman mencapai pola pertumbuhan roset dengan banyak daun berdaging yang melekat pada batang pendek. Jarak tanam dan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap jumlah dan ukuran daun. Bentuk lembar daun berkisar dari bulat telur atau mendekati segitiga hingga panjang dan bentuk kepala panah sempit, bentuk yang terakhir adalah panah yang berbentuk primitif. Sembir daun rata atau bergelombang dan permukaan daun rata, agak keriput, hingga sangat keriput. Penampakan melepuh jaringan keriput disebabkan oleh perbedaan pertumbuhan jaringan parenkina diantara vena daun. Tangkai daun biasanya sama panjang dengan lebar daun, dan sering menjadi berongga ketika daun telah berkembang penuh. Pola pertumbuhan daun beragam dimulai dari merayap hingga tegak, sebagian dipengaruhi oleh jarak tanam, kemiringan dan kerapatan. Tipe tanaman terdiri atas benang sari/ kelamin jantan dan putik/ kelamin betina terdapat dalam satu bunga sekaligus (Tumbuhan berumah satu/ Monoecious) yang dipengaruhi secara genetik dan lingkungan. Bunga hermaprodit (berkelamin ganda) kadang - kadang juga terlihat. Berdasarkan bijinya, ada dua tipe tanaman, yaitu tanaman dengan biji berbentuk bundar rata, dan yang berbentuk bijinya tidak beraturan dan berduri. Kultivar berbiji berduri dianggap sebagai tipe musim dingin, dan yang berbiji bundar sebagai tipe musim panas. Kultivar biji berdurim jarang ditanam. Sebelum masa Linnaeus, ahli taksonomi mengidentifikasi tipe bundar dan tipe berduri sebagai species yang berbeda, yaitu sebagai S. spinosa dan S. inermis. Di yakini bahwa tipe biji berduri terbentuk sebelum tipe biji bundar. Pertumbuhan terbaik spinasi adalah bila suhu rata-rata 18 – 200C, pada suhu 100C , Pertumbuhan berlangsung lambat. Suhu juga mempengaruhi kualitas daun; suhu rendah cenderung mempertebal daun tetapi mengurangi ukuran dari kerataannya.

BAGIAN YANG DIGUNAKAN:

Daun.

KONSTITUEN:

Bunga: Kromium. Jus buah: Asam-askorbat, klorofil. Daun: Asam-oksalat, saponin, asam-malat, asam-sitrat, silikon. Tanaman: Serat, potasium, asam-glutamat, asamglutamat, asam-aspartat, leusin. Biji: Beta - ekdison. Tuber: Filokuinon.

INDIKASI:

Anemia, Anoreksia, Asma, Batu, Cacingan, Demam, Dimensia, Dispnea (sesak), Hiperglikemia, HIV, Imunodepresi, Infeksi, Inflamasi, Kanker, Katarak, Kelelahan, Keputihan, Kolesistosis, Kolitis, Konstipasi, Leukoderma (Vitiligo), Luka tenggorokan, Osteoporosis, Penyakit hati, Penyakit jantung, Penyakit kandung empedu, Penyakit kuning, Penyakit lambung, Penyakit makulamata, Penyakit otak, Penyakit paru, Penyakit retina, Penyakit sendi, Penyakit usus, Rabun senja, Retensi cairan, Sakit pinggang, Sendawa/ perut kembung, Skabies, Spina Bifida, Stroke, Virus.

PENGGUNAAN TRADISIONAL:

Daun Spinacia oleracea L. Sebagai profilaktik (mencegah penyakit) dan diet. Penggunaan sehari - hari, digunakan untuk: Penyakit dan keluhan saluran pencernaan, regenerasi seldarah merah, merangsang pertumbuhan anak, merangsang nafsu makan, mengatasi kelelahan dan menguatkan pemulihan dari sakit.

  • Di Brasil, digunakan sebagai antiskorbutis dan untuk pengobatan paru dan pencernaan yang parah.
  • Keluhan gastrointestinal, kelelahan, penyakit skorbutik, anemia, meredakan haid, antiathritis, obstruksi intestinal dan diare.
  • Infus biji bersifat pencahar dengan dosis 30 g/ 1 liter air.
  • Konsumsi daun segar terkait dengan penurunan risiko kanker perut.
DOSIS HARIAN:

Food farmacy.

KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:

Belum diketahui. “Bahaya dan/ efek samping yang tidak diketahui untuk dosis terapi yang tepat”. Kandungan nitrat yang relatif tinggi membuatnya dianjurkan untuk tidak terlalu sering mengkonsumsi bayam sebagai bahan makanan. Simpan pada suhu sejuk untuk mencegah pembentukan nitrit. Selain itu, kandungan oksalat bayam jepang dapat mengurangi penyerapan Kalsium.

SUMBER INTERNET:
  1. Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html

  2. Herb-Drug Interactions. http://www.stuartxchange.com

  3. The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org

TAUTAN GAMBAR:
  1. Gardens Online: Spinacia oleracea, http://www.gardensonline.com.au

  2. Organic Bloomsdale Longstanding Spinach, https://cdn.shopify.com

  3. Spinacia oleracea, http://zipcodezoo.com