Jam Operational: Senin - Jumat 08:00 - 17:00 WIB

Jam Operational: Senin - Jumat 08:00 - 17:00 WIB

BIDARA, WIDARA (INDIAN JUJUBE)

Ziziphus mauritiana Lam.
<span><b>BIDARA,-WIDARA-(INDIAN-JUJUBE)</b></span>
SINONIM:

Rhamnus jujuba L.

Ziziphus jujuba (L.) Gaertn.

NAMA DAERAH:

Widara (Sunda, Jawa) atau dipendekkan menjadi dara (Jawa), bukol (Madura), bekul (Bali), ko (Sawu), kok (Rote), kom, kon (Timor), bedara (Alor), bidara (Makasar, Bugis), rangga (Bima), sertakalangga (Sumba).

KLASIFIKASI:

Kerajaan

:

Plantae (Tumbuhan)

Sub Kerajaan

:

Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

:

Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Divisi

:

Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

:

Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)

Sub Kelas

:

Rosidae

Ordo

:

Rhamnales

Famili

:

Rhamnaceae

Genus

:

Ziziphus

Spesies

:

Ziziphus mauritiana Lam.

DESKRIPSI:

Perdu atau pohon kecil, biasanya bengkok, tinggi hingga 15 m dan gemang batang hingga 40 cm. Cabang – cabang menyebar dan acap menjuntai, dengan ranting - ranting tumbuh simpang siur dan berambut pendek. Selalu hijau atau semi menggugurkan daun. Daun – daun penumpu beru paduri, sendirian dan lurus (5 – 7 mm), atau berbentuk pasangan dimorfis, di mana yang kedua lebih pendek dan melengkung, kadang – kadang tanpa duri. Daun – daun tunggal terletak berseling. Helai daun bundar telur menjorong atau jorong lonjong, 2 – 9 cm x 1.5 – 5 cm; bertepi rata atau sedikit menginggit; gundul dan mengkilap di sisi atas, dan rapat berambut ke putihan di sisi bawahnya; dengan tiga tulang daun utama yang Nampak jelas membujur sejajar; bertangkai pendek 8 – 15 mm. Perbungaan berbentuk paying menggarpu tumbuh di ketiak daun, panjang 1 – 2 cm, berisi 7 – 20 kuntum. Bunga - bunga berukuran kecil, bergaris tengah antara 2 – 3 mm, kekuningan, sedikit harum, bertangkai 3 – 8 mm; kelopak bertaju 5 bentuk delta (menyegi tiga), berambut di luarnya dan gundul di sisi dalam; mahkota 5, agak seperti sudip, cekung dan melengkung. Buah batu berbentuk bulat hingga bulat telur, hingga 6 cm × 4 cm pada kultivar - kultivar yang dibudidayakan, namun kebanyakan berukuran jauh lebih kecil pada pohon - pohon yang meliar; berkulit halus atau kasar, mengkilap, tipis namun liat, kekuningan, kemerahan hingga kehitaman jika masak, daging buahnya putih, mengeripik, dengan banyak sari buah yang agak masam hingga manis rasanya, menjadi menepung pada buah yang matang penuh. Biji terlindung dalam tempurung yang berbingkul dan beralur tak teratur, berisi 1 – 2 inti biji yang coklat bentuk jorong.

BAGIAN YANG DIGUNAKAN:

Daun dan kulit.

KONSTITUEN:

Kulit batang: Betulin. Kulit pohon: Asam-betulinat.

INDIKASI:

Anoreksia, Asma, Bisul, Cacingan, Demam, Diare, Disentri, Dispepsia, Disuria, Gonorea, Gugup, Karbunkel (bisul yang menyebabkan infeksi kulit), Kegemukan, Kehausan, Keputihan, Kolik, Konstipasi, Luka, Muntah, Nyeri, Nyeri (Infeksi/ Luka), Oftalmia, Penyakit gusi, Penyakit hati, Penyakit kandung empedu, Penyakit kelamin, Penyakit konjung tiva, Penyakit paru, Penyakit rongga mulut, Perdarahan, Rematik, Sakit kepala, Sengatan, Sifilis, Stranguria, Susah tidur, Tipoid, Tuberkulosis.

PENGGUNAAN TRADISIONAL:

Penggunaan sehari – hari buah digunakan untuk cacingan, pembersihan darah, hemoptisis, gangguan haid dan vagina serta lainnya, untuk Pereda nyeri kandung empedu dan rematik.

  • Buah matang sebagai obat demulsen dan rematik. Buah yang masih hijau bersifat diuretik, stomakik dan pencahar. Buah yang masih asam untuk mengobati obesitas.

  • Rebusan daun secara internal digunakan untuk kehilangan suara, pusing, wasir, pencahar, juga sebagai enema (memasukan cairan kedalam kolon melalui anus) yang hangat.

  • Minyak biji secara internal digunakan untuk anuria.

  • Dalam pengobatan tradisional, kernel diresepkan untuk menghentikan muntah, meredakan nyeri perut, diare dan disentri.

  • Rebusan kulit kayu digunakan sebagai astrigen pada gingivitis.

DOSIS HARIAN:

5 – 7 buah, 56 – 112 ml rebusan kulit (dekokta).

KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:

Belum diketahui. “Bahaya dan/ efek samping yang tidak diketahui untuk dosis terapi yang tepat”.

SUMBER INTERNET:
  1. Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html

  2. Dr. Duke's Phytochemical and Enthnobotanical Databases, https://phytochem.nal.usda.go

  3. Bidara, https://id.wikipedia.org

TAUTAN GAMBAR:
  1. Ziziphus mauritiana, http://zipcodezoo.com