KEMBANG TELANG
Clitoria ternatea L.
SINONIM:
Clitoria albiflora Mattei
Clitoria bracteata Poir.
Clitoria coelestris Siebert & Voss
Clitoria parviflora Raf.
Clitoria philippensis Perr.
Clitoria pilosula Benth
Clitoria ternatensium Crantz
Lathyrus spectabilis Forssk.
Nauchea ternatea (L. ) Descourt.
Ternatea ternatea (L. ) Kuntze
Ternatea vulgaris Kunth
Ternatea vulgaris Kuntze
NAMA DAERAH:
Bunga biru (Melayu), Kembang telang (Melayu), Kembang telang (Sunda), Kembang teleng (Jawa), Bunga talang (Makassar), Bunga temen, raleng (Bugis), Bisi (Halmahera), Sejamagulele (Ternate).
KLASIFIKASI:
Kerajaan
|
:
|
Plantae (Tumbuhan)
|
Sub Kerajaan
|
:
|
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi
|
:
|
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
|
Kelas
|
:
|
Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)
|
Sub Kelas
|
:
|
Rosidae
|
Ordo
|
:
|
Fabales
|
Famili
|
:
|
Fabaceae
|
Genus
|
:
|
Clitoria L.
|
Spesies
|
:
|
Clitoria ternatea L.
|
DESKRIPSI:
Habitus semak, menjalar, panjang 3-5 m. Batang membelit, masif (padat, tidak berongga), permukaan beralur, hijau. Daun majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung tumpul, pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2-4 cm, tangkai silindris, panjang 4-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan berbulu, hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai silindris, panjang ± 1,5 cm, hijau, kelopak bentuk corong, panjang 1,5-2,5 cm, hijau kekuningan, tangkai benang sari berlekatan membentuk tabung, putih, kepala sari bulat, kuning, tangkai putik silindris, kepala putik bulat, hijau, mahkota bentuk kupu-kupu, ungu. Buah polong, panjang 7-14 cm, bertangkai pendek, masih muda hijau setelah tua hitam. Biji bentuk ginjal, masih muda hijau setelah tua coklat. Akar tunggang, putih kotor.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Seluruh bagian tanaman.
KONSTITUEN:
Akarnya mengandung taraxerol dan taraxerone, sedangkan biji mengandung asam cinnamic dan anthoxanthin glucoside. Daunnya mengandung glikosida kaempferol dan stigmast-4-ene-3, 6-dione. Bunga itu melengkapi antosianin biru yang mengandung delphinidin-j, y-diglucoside, anthocyanin asilasi berdasarkan delphinidin bersama dengan flavonol. Klitoris dari daun mengandung lakton, aparajitin, juga dilaporkan.
INDIKASI:
Abses, Antidot, Aperien, Apertif, Batuk, Bisul, Diuretik, Erupsi, Gigitan kalajengking, Gigitan ular, Katartik, Laksatif, Pembengkakan, Purgatif (pencahar), Refrigeran, Sistitis, Tumor(Abdomen).
PENGGUNAAN TRADISIONAL:
Penggunaan sehari-hari daun Clitoria tematea berkhasiat sebagai obat bisul dan obat sakit mata, tenggorokan, infeksi mata dan penyakit kulit.
- Di Filipina tapal daun yang digunakan untuk persendian bengkak.
- Di India, varietas bunga berwarna putih lebih unggul dari pada varietas bunga berwarna biru.
- Pengobatan tradisional Ayurveda sebagai tonik otak, memori dan peningkat kecerdasan, antidepresan, antistres, ansiolitik, obat penenang dan antikonvulsan.
- Di South Travancore, India, jus daun diambil dua kali sehari selama 6 hari untuk kudis.
- Di Bengal Barat, jus akar digunakan untuk demam.
- Suku-suku Rajasthan selatan menggerus biji dicampur air, kemudian dihangatkan. Lalu memborehkannya pada penis untuk mengobati sifilis.
- Wanita suku tribal menggunakan ekstrak akar secara oral untuk mengobati penyakit rahim.
- Sedikit biji digerus dalam air dan diberikan secara oral kepada anak-anak untuk mengobati kolik.
- Abu akarnya digunakan untuk perawatan wajah.
- Serbuk akar digunakan untuk penyakit kuning.
- Akar digunakan untuk mengobati gangguan jiwa dan untuk menghilangkan stres.
- Untuk batu ginjal, akar dikonsumsi dengan nasi hangat.
- Akar varietas bunga biru digunakan untuk wasir dan jusnyauntuk sakit telinga.
- Akar, dalam sup, digunakan untuk menghilangkan dahak pada bronkitis kronis dan untuk menginduksi mual dan muntah bila diperlukan.
- Infus kulit akar digunakan sebagai demulsen untuk kandung kemih dan iritasi uretra. Ekstrak alkohol telah digunakan sebagai katarsis.
- Akar dan biji digunakan sebagai diuretik dan emenagoga dan untuk menginduksi muntah.
- Jus akar, dioleskan di hidung untuk migrain.
- Infus daun digunakan untuk erupsi kulit. Jus daun hangat yang dicampur dengan garam dioleskan pada telinga yang sakit.
- Daun digunakan sebagai tapal untuk mengobati persendian yang bengkak.
- Biji bersifat aperien (katartik sedang) dan antihelmintik.
- Untuk asma dan cegukan, biji disangrai sambil dihirup asapnya.
- Jus daun dicampur dengan jahe hijau digunakan dalam kasus keringat kolikuatif pada demam.
- Jus daun yang dicampur dengan garam dihangatkan dan dioleskan pada sekitar telinga yang sakit telinga, terutama bila disertai pembengkakan kelenjar di sekitarnya.
- Untuk bisul yang menyakitkan, campurkan jus akar dengan cuka dan oleskan ke bisul.
- Bisul. Dipakai ± 10 g daun Clitoria ternatea, dicuci dan ditumbuk halus, dicampur dengan sedikit gula jawa, ditempelkan pada bagian yang bengkak atau bisul dan dibalut dengan kain bersih.
DOSIS HARIAN:
Dekokta 50-100ml, pasta 1-1,5 g.
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:
Belum diketahui. "Bahaya dan atau efek samping yang tidak diketahui untuk dosis terapi yang tepat". Tidak ada yang dilaporkan untuk dosis oral.
SUMBER INTERNET:
-
Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html
-
Dr. Duke's Phytochemical and Enthnobotanical Databases, https://phytochem.nal.usda.go
-
Herb-Drug Interactions, http://www.stuartxchange.com
-
The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org
-
Tanaman Obat Indonesia, http://iptek.net.idindpd_tanobat
-
Warung informasi teknologi warintek. http://warintek.ristekdikti.go.id
TAUTAN GAMBAR:
-
Foto pribadi, lokasi: Kp. Baru I, Ciracas, Kelapa II Wetan, Jaktim