KETAPANG (INDIAN ALMOND)
Terminalia catappa L.
SINONIM:
Badamia commersonii Gaertn.
Buceras catappa (L. ) Hitchc.
Juglans catappa (L. ) Lour.
Myrobalanus catappa (L. ) Kuntze
Phytolacca javanica Osbeck.
Terminalia badamia sensu Tul.
Terminalia badamia DC.
Terminalia intermedia Bertero ex Spreng.
Terminalia latifolia Blanco
Terminalia moluccana Lam.
Terminalia myrobalana Roth
Terminalia ovatifolia Noronha
Terminalia paraensis Mart.
Terminalia rubrigemmis Tul.
Terminalia subcordata Humb. & Bonpl. ex Willd.
NAMA DAERAH:
Ketapang (Jawa), Hatapang (Batak), katafa (Nias), katapiĕng (Minangkabau), lahapang (Teupah), ketapas (Timor), atapang (Bugis), talisei, tarisei, salrisé (Sulut), tiliso, tiliho, ngusu (Maluku Utara), sarisa, sirisa, sirisal, sarisalo (Maluku), lisa (Rote), kalis, kris (Papua Barat).
KLASIFIKASI:
Kerajaan
|
:
|
Plantae (Tumbuhan)
|
Sub Kerajaan
|
:
|
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi
|
:
|
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
|
Kelas
|
:
|
Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)
|
Sub Kelas
|
:
|
Rosidae
|
Ordo
|
:
|
Myrtales
|
Famili
|
:
|
Melastomataceae
|
Genus
|
:
|
Terminalia L.
|
Spesies
|
:
|
Terminalia catappa L.
|
DESKRIPSI:
Pohon berukuran moderat, mudah gugur, bentuk seperti pagoda, terutama bila pohon masih muda. Batang sering berbanir pada pangkal, pepagan coklat abuabu tua, melekah; cabang tersusun dalam deretan bertingkat dan melintang. Daun berseling, bertangkai pendek, mengumpul pada ujung cabang, biasanya membundar telur sungsang, kadang-kadang agak menjorong, mengertas sampai menjangat tipis, mengkilap.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Akar, biji, buah, kulit batang dan daun.
KONSTITUEN:
Biji: asam-oleat, asam-palmitat, asam-linoleat, serat, asam-stearat. Buah: Tanin, glukosa, beta-karoten, asam-karbolat-brevifolin, korilagin. Kulit pohon: Tanin, (+)katekin, (-)-epikatekin, 3,3',4-tri-o-metil-asam-elagat, asam-arjunolat. Daun: Punikalagin, punikalin, korilagin, geraniin, asam-kebulagat. Minyak biji: Asamlinoleat, asam-palmitat.
INDIKASI:
Asma, Cacing tambang, Cacingan, Demam, Diabetes, Diare, Disentri, Hemoptisis, Infeksi, Kandida, Kelemahan, kandung empedu, Kolik, Kondiloma (Kutil pada kelamin), Kutil, Lepra, Mastosis, Mialgia, Nyeri (Infeksi/ Luka), Penyakit arteri, Penyakit bronkus, Penyakit kulit, Penyakit paru, Penyakit puting susu, Penyakit rahim, Retensi cairan, Reumatik, Sakit kepala, Sakit kuning, Selesma, Skabies, Tekanan darah tinggi.
PENGGUNAAN TRADISIONAL:
Penggunaan secara tradisional akar untuk disentri, pendarahan, dan radang selaput lenir usus, Biji untuk pelancar ASI dan penchar. Buah untuk tekanan darah tinggi (hipertansi), Daun untuk disentri, cacingan, encok, influensa, kudis, lepra, pencahar, dan rematik (nyeri sendi). Kulit batang untuk disentri, mencret, radang selaput lendir usus, sakit kuning, sariawan (afta), dan tonik jantung. Daun merah digunakan untuk mengusir cacing.
- Di Sri Lanka, jus daun yang dibuat pasta digunakan untuk nyeri, termasuk sakit kepala.
- Di India, kulit kayu digunakan sebagai diuretik dan kardiotonik dan daun digunakan untuk sakit kepala.
- Di Nigeria, daun dimaserasi dalam minyak kelapa sawit yang digunakan untuk tonsillitis, batang dan kulit kayu digunakan untuk disfungsi seksual.
- Di Myanmar kulit kayu digunakan untuk mengobati HIV.
- Di Manado kulit kayu sebagai obat muntaber.
- Buah dikatakan sebagai pencahar.
- Daun dicampur dengan minyak digosokkan ke payudara untuk meredakan nyeri payudara.
- Kulit digunakan untuk penyakit lambung, diare dan disentri.
- Getah daun muda yang dicampur dengan minyak inti biji (kernel) telah digunakan untuk pengobatan kusta.
- Rebusan kulit telah digunakan untuk pengobatan Gonorea dan kram lambung.
- Daun dioleskan pada sendi yang terkena rematik.
- Jus daun muda yang digunakan untuk kudis dan penyakit yang berhubungan dengan kulit (kutaneous) lainnya, sakit kepala dan kolik.
- Daun yang dimaserasi dalam minyak telah digunakan untuk tonsilitis.
- Daun digunakan untuk pengobatan hepatitis dan dermatitis.
- Biji telah digunakan untuk disfungsi seksual.
DOSIS HARIAN:
2 sdm rebusan (sedikit daun dengan 200 cc air) setiap 2 jam untuk diare.
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:
Penggunaan ekstrak daun Terminalia catappa memiliki potensi antisickling telah didukung oleh penelitian terbaru yang melibatkan sampel darah manusia (Mgbemene dan Ohiri, 1999).
SUMBER INTERNET:
-
Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html
-
Dr. Duke's Phytochemical and Enthnobotanical Databases, https://phytochem.nal.usda.go
-
Herb-Drug Interactions, http://www.stuartxchange.com
-
The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org
-
Ketapang, https://id.wikipedia.org
-
Terminalia catappa L. , http://ipbiotics.apps.cs.ipb.ac.id
TAUTAN GAMBAR:
-
Category: Terminalia catappa, https://commons.wikimedia.org