KETEPENG (SICKLEPOD)
Senna tora (L. ) Roxb.
SINONIM:
Cassia borneensis Miq. ,
Cassia gallinaria Collad. ,
Cassia numilis Collad. ,
Cassia tora L. ,
Cassia tora sensu auct. ,
Emelista tora Britton & Rose
NAMA DAERAH:
Idarang (Simalur); Galenggang Kecil (Melayu); Ketepeng leutik (Sunda); Pipo (Timor). Ketepeng, Ketepeng sapi, ketepeng cilik (jawa),
KLASIFIKASI:
Kerajaan
|
:
|
Plantae (Tumbuhan)
|
Sub Kerajaan
|
:
|
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi
|
:
|
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
|
Kelas
|
:
|
Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)
|
Sub Kelas
|
:
|
Rosidae
|
Ordo
|
:
|
Fabales
|
Famili
|
:
|
Fabaceae
|
Genus
|
:
|
Senna Mill.
|
Spesies
|
:
|
Senna tora (L. ) Roxb.
|
DESKRIPSI:
Habitus berupa perdu dengan tinggi 1-2 m. Batang berkayu, bercabang, warnanya hijau. Daun majemuk, menyirip genap dengan bentuk anak daunnya bulat telur, tangkainya pendek, ujung meruncing, tepi rata, pangkal membulat dengan panjang 4-10 cm dan lebar 15-20 mm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunga majemuk, berbentuk tandan, terdapat di ujung batang atau di ketiak daun, kelopak bunga berbagi lima dengan panjang ±1 cm dan warnanya kuning kehijauan. Jumlah benang sari sepuluh yang terdiri dari tiga lingkaran dimana lingkaran terluar pendek, lingkaran tengah lebih panjang dan lingkaran dalam terpanjang, menjepit putik dan panjangnya sama, warnanya hijau kekuningan, bentuk mahkota bunga bulat telur yang terdiri dari lima bagian dan berwarna kuning. Buah polong, bertangkai, bila masih muda bagian tengah berwarna coklat dan tepinya hijau sedangkan bila sudah tua semuanya berwarna coklat. Bentuk biji pipih dengan diameter ±50 mm, warnanya hijau bila masih muda dan coklat bila sudah tua. Akar tunggang dan berwarna coklat.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Biji, dikeringkan
KONSTITUEN:
Tunas: Serat, kalsium, fosfor. Biji: Asam-oleat, potasium, kalsium, asam-lignoserat, asam-stearat. Tanaman: Glukosa, manitol.
INDIKASI:
Bakteria, Batuk, Bengkak, Bisul, Cacing gelang, Cacingan, Demam, Demam mengigil berkeringat (Malaria), Disentri, Eksim, Escherichia, Fraktur, Furunkel (Radang kulit yang membentuk abses), Gatal, Kusta, Kelesuan, Gigitan ular, Glaukoma, Gout, Herpes, Impetigo, Indurasi, Infeksi, Infeksi jamur, Inflamasi ,Jamur, Kanker, Katarak, Kegemukan, Kelelahan, Kolesterol tinggi, Konstipasi, Kornea, Kudis, Kutu, Luka, Luka keloid, Malaria, Nyeri, Nyeri (Infeksi/ Luka), Nyeri abdomen, Oftalmia, Penyakit hati, Penyakit jantung, Penyakit konjungtiva, Penyakit kulit, Penyakit sendi, Penyakit usus, Peradangan rektum (anus), Pertumbuhan gigi, Psorias, Retensi cairan, Sakit kepala, Salmonella, Skiatika, Sperma encer, Tekanan darah tinggi, Vertigo, Virus.
PENGGUNAAN TRADISIONAL:
Penggunaan sehari-hari dapat digunakan untuk radang mata merah, luka kornea (ulcus cornea), rabun senja, glaukoma, tekanan darah tinggi, hepatitis, sirosis, asites (busung air) dan sulit buang air besar (konstipasi). Daun Cassia tora berkhasiat sebagai obat kudis, obat malaria dan obat panu. Tunas muda dimasak dan dimakan, biji dimakan seperti kacang, biji yang disanggrai digunakan untuk membuat kopi.
- Orang India Amerika menggunakan pasta dari biji yang direndam dalam getah Euphorbia neriifolia dan urin sapi untuk tumor keloid.
- Penduduk asli Beni menggunakan rebusan polong untuk mencuci erisipelas dan penyakit kulit lainnya.
- Orang Brasil menggosok jus daun pada hewan untuk mengusir kutu.
- Penduduk asli Chaco menggunakan rebusan polong (tanpa biji) untuk batuk.
- Orang Kuba menggunakan rebusan daun dan akar untuk demam, rebusan biji yang dipanggang sebagai antispasmodik dan rebusan akar untuk mencuci dermatosis.
- Orang Dominikan menggunakan dengan daun selada untuk mencegah efek samping kolik, dengan kopi, adas manis, atau lemon untuk mencegah mual.
- Orang Indocina penggunaan polong untuk disentri dan oftalmia.
- Orang Kondha suku asli di India menggunakan tapal pasta dari biji senna dan biji Haldi pada sifilis.
- Orang Meksiko menggunakan rebusan daun untuk mandi guna mengatasi berbagai penyakit kulit .
- Suku di India mengkonsumsi bibit muda untuk mempermudah melahirkan.
- Orang Venezuela minum rebusan atau menggunakan enema sebagai pencahar.
- Daun ditumbuk, kemudian dioleskan pada kepala anak-anak yang gelisah.
- Rebusan daun digunakan sebagai obat pencahar, vermifuga dan mengobati batuk.
- Tekanan darah tinggi. 15 g biji disangrai (goreng tanpa minyak) sampai kuning, kemudian digiling sampai terasa kesat, ditambah gula secukupnya, seduh dengan air panas atau direbus, minum sebagai pengganti teh.
- Radang mata. Serbuk ditambah teh secukupnya, tempelkan pada kedua pelipis (Pada kedua titik akupunktur Tay Yang / istimewa).
- Cacingan. 9 g serbuk dan 1 pasang hati ayam, dilumatkan dan diaduk menjadi lempengan, kukus, makan.
- Kudis. Dipakai ± 10 g daun segar Cassia tora, dicuci lalu ditumbuk sampai lumat, ditempelkan pada kudis dan dibalut dengan kain bersih .
DOSIS HARIAN:
1–3 g serbuk biji, 5–15 mL teh dari biji. Pemakian tradisional di Indonesia 5-15 g direbus, minum atau dijadikan serbuk untuk pemakaian luar.
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:
Beberapa sumber melaporkan interaksi obat pencahar antranoid. Antranoid mengandung obat pencahar dapat membentuk kebiasaan buruk. Mengandung beberapa senyawa yang dicurigai sebagai sitotoksik, genotoksik, mutagenik, dan bahkan tumorigenik. Studi epidemiologis di Jerman mengungkapkan bahwa penyalahguna obat pencahar antranoid memiliki tingkat tiga kali lebih tinggi dari karsinoma kolon.
SUMBER INTERNET:
-
Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html
-
Dr. Duke's Phytochemical and Enthnobotanical Databases, https://phytochem.nal.usda.go
-
The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org
-
Tanaman Obat Indonesia, http://iptek.net.idindpd_tanobat
-
Warung informasi teknologi warintek. http://warintek.ristekdikti.go.id
TAUTAN GAMBAR:
-
Category: Senna tora, https://commons.wikimedia.org