KOLA
Cola acuminata (P. Beauv. ) Schott & Endl. )
SINONIM:
Bichea acuminata (P. Beauv. ) Farw. ,
Bichea solitaria Stokes,
Bichea sulcata Pierre ex A. Chev. ,
Braxipis g andiflora Raf. ,
Braxipis nitida Raf. ,
Clompanus longifolia Kuntze, Cola g andiflora Schott & Endl. ,
Cola ledermannii Engl. & K. Krause,
Cola macrocarpa Schott & Endl. ,
Cola pseudoacuminata Engl. ,
Colaria acuminata Raf. ,
Edwardia acuminata (P. Beauv. ) Kuntze,
Edwardia lurida Raf. ,
Sterculia acuminata P. Beauv. ,
Sterculia laxiflora Rusby
NAMA DAERAH:
Kola (Medan), Kola (Sunda), Kola (Jawa Tengah).
KLASIFIKASI:
Kerajaan
|
:
|
Plantae (Tumbuhan)
|
Sub Kerajaan
|
:
|
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
|
Super Divisi
|
:
|
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
|
Kelas
|
:
|
Magnoliopsida (Berkeping dua/ Dikotil)
|
Sub Kelas
|
:
|
Dilleniidae
|
Ordo
|
:
|
Malvales
|
Famili
|
:
|
Sterculiaceae
|
Genus
|
:
|
Cola Schott & Endl.
|
Spesies
|
:
|
Cola acuminata (P. Beauv. ) Schott & Endl
|
DESKRIPSI:
Habitus berupa perdu dengan tinggi ±20 m. Batang bulau, berkayu, bercabang - cabang, permukaannya kasar, warnanya hijau kecoklatan. Daun tunggal, tersebar, bertangkai, bentuknya bulat telur memanjang, ujung runcing, tepi rata, pangkalnya meruncing, panjang daun 7-19 cm dan lebarnya 2-6 cm, pertulangan menyirip dan warnanya hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, kelopak bunga bentuknya kerucut, terdapat di ketiak daun, warna hijau bila masih muda dan coklat bila sudah tua, bentuk mahkotanya bintang, bertajuk lima, jumlah benang sari sepuluh yang tersusun seperti bintang, warnanya ungu, warna putik kuning, kuning keputih-putihan. Buah kotak yang setiap tangkainya terdapat 1-5 buah, bentuk buah bulat memanjang, dimana pada setiap buah berisi 5-15 biji, panjang buah 8-15 cm dengan diameternya 5-9 cm, warnanya hijau. Bentuk biji bulat telur, keras, panjangnya 3-6 cm dan lebar 2-4 cm, selaput biji berasa manis dan wangi, warnanya merah. Akar tunggang dan berwarna coklat.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Biji yang dikeringkan
KONSTITUEN:
Biji: Serat, kafein, d-katekin, betain, fosfor, kalsium, asam-askorbat, teobromin, zat besi, beta-karoten, riboflavin, tiamin, tanin. Tanaman: Asam-kafeat, selulosa, sianidin, kaempferol.
INDIKASI:
Diare, Digesti, Kanker, Luka, Luka tersayat, Neuralgia, Retensi cairan, Virus.
PENGGUNAAN TRADISIONAL:
Penggunaan kola sehari-hari digunakan secara internal untuk mengurangi kelelahan mental dan fisik. Dalam pengobatan tradisional itu dikunyah untuk mengobati diare, menekan rasa lapar, haus, mual di pagi hari, migrain dan membantu proses pencernaan. Dilembutkan dibuat menjadi tapal obat untuk luka dan radang. Biji Cola acuminata berkhasiat sebagai obat sakit kepala dan obat kuat.
- Tonik jantung yang dapat menyebabkan diuresis (meningkatnya volume urin) dan membantu proses pencernaan. Kola diindikasikan pada keadaan hati yang tertekan dan lemah, sistim otot, dan keadaan depresi pada pikiran dan sistim saraf serta diare kronis.
- Kola sebagai penyedap makanan. Kola memiliki efek stimulan sistim saraf pusat (SSP), timoleptik, antidepresan, diuretik, kardioaktif dan antidiare. Diindikasikan untuk keadaan depresi, melankolis, atoni, kelelahan, disentri, diare atonik, anoreksia, migrain dan khusus untuk keadaan depresi yang berhubungan dengan kelemahan otot umum.
- Biji kola yang dikeringkan sebagai perangsang otak dan sistim saraf pusat (cerebro spinal stimulant).
- Kola digunakan secara internal untuk mengurangi kelelahan mental dan fisik. Dalam pengobatan tradisional dikunyah untuk mengobati diare, menekan rasa lapar, haus, mual saat dan migraine, memperbaiki pencernaan. Tapal buah yang diatas tanah untuk obat luka dan pembengkakan. Kola merupakan obat asli rakyat.
- Sakit kepala. Dipakai ± 5 g serbuk biji Cola acuminata diseduh dengan ½ gelas air matang panas, didinginkan dan disaring. Hasi saringan diminum sekaligus.
DOSIS HARIAN:
Dosis untuk pemberian oral (dewasa) untuk penggunaan tradisional dianjurkan dalam teks-teks referensi herbal dan farmasi standar diberikan di bawah ini: Kotiledon serbuk 1-3 g sebagai rebusan tiga kali sehari. Ekstrak cair dari kola 0,6-1,2 mL (1: 1 dalam 60% alkohol). Tingtur kola 1-4 mL (1: 5 dalam 60% alkohol).
KONTRAINDIKASI, INTERAKSI, DAN EFEK SAMPING:
"Kafein dalam dosis besar dilaporkan menjadi karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik. Kafein juga bersifat virisidal, menekan pertumbuhan polio, influenza, herpes simpleks dan virus vaccinia, tapi bukan virus Japanese Encephalitis, penyakit Newcastle, virus, dan tipe 2 adenovirus. Dapat meningkatkan efek obat psikoanaleptik. Meningkatkan efek aspirin. Kontraindikasi: Penggunaan kola dikontraindikasikan selama kehamilan. Obat tidak boleh diberikan jika terdapat ulkus pada lambung atau duodenum, karena obat dapat merangsang sekresi asam lambung. Efek samping yang mungkin terjadi termasuk susah tidur, hipereksitabilitas, kegelisahan saraf dan keluhan lambung. Keracunan ini terjadi setelah konsumsi minuman kola (20 - 60 mg kafein per gelas).
SUMBER INTERNET:
-
Classification | USDA PLANTS, https://plants.usda.gov/classification.html
-
Dr. Duke's Phytochemical and Enthnobotanical Databases, https://phytochem.nal.usda.go
-
The Plant List is a working list of all known plant species, http://www.theplantlist.org
-
Warung informasi teknologi warintek. http://warintek.ristekdikti.go.id
TAUTAN GAMBAR:
-
Category: Cola acuminata, https://commons.wikimedia.org Anonim, 2008, Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, hal. 29.